yap.. tepat 1 tahun hubunganku bersamanya. dia memberiku setangkai mawar merah yang berhiaskan pita di depannya. senyumku mengembang. Aku fikir mawar itu sebagai ugkapan kasihnya untukku. tenyata aku salah. tidak lama dari dia memberikan mawar itu, dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita. sakit, nyesek, sedih itu pasti aku rasa.
aku bertanya apa alasan dia mengakhiri hubungan ini, ternyata dia bilang, bahwa dia sudah memiliki kekasih baru sejak 2 bulan yang lalu.
astaga aku sudah di duakan selama 2 bulan. air mata tak sanggup lagi tertahan. aku hanya diam saat dia pergi, tidak tahu apa yang harus aku lakukan.
seminggu kemudian..
"Hey Mett." ucap sahabatku Andra.
"Hey Ndra."jawabku
oya, kenalkan aku Metta, Metta Vocalia tepatnya. aku masih berprofesi sebagai siswa di salah satu SMA Negeri di Jakarta. Dan dia Andra, sahabat kecilku yang sampai sekarang masih berteman dekat denganku.
"Masih galau? udahlah Mett, harusnya lo bersyukur udah putus dari Rio. berarti lo bakal dapet pengganti yang lebih baik dari dia." ucapnya panjamg lebar.
"Ah, elo Ndra, gue udah ga galau kali. buat apa juga galau. toh emang dia ga pengen gue yang ada di hatinya, jadi gue bisa apa coba?? ya berharap dia bahagia aja sama pilihannya."jawabku penuh haru.
"Siang ini anterin gue makan ya Mett. Sekalian nanti pulangnya gue anter, gimana??"ajaknya.
"Boleh Ndra."
siang harinya aku menemani andra makan di salah satu pusat perbelanjaan yang cukup padat di kunjungi.
kataku tadi, aku dan Andra sudah menjadi sahabat sejak kecil jadinya yah begini, sampe lupa waktu untuk cuma curcol atau sekedar ngobrol biasa.
sesampainya di rumah, aku lagsung mandi dan memutuskan untuk istirahat.
keesoka harinya, aku baru sadar bahwa semalam aku mimpi melihat Rio yang lagi kesakitan sambil memanggil namaku. ah, hanya mimpi fikirku.
akhirnya tanpa memikirkan apa-apa lagi, aku pun bersiap untuk pergi sekolah. ya seperti biasa, selalu ada Andra yang menemaniku pasca aku putus dari Rio.
sesampainya di sekolah, handphoneku berdering.
'nomor baru' batinku.
"Hallo, ini dengan Metta ?"sahut seorang wanita disana.
"Iya, benar. ini dengan siapa ya? ada perlu apa?" tayaku.
"Ini mamahnya Rio nak Metta, bisa datang ke RS Sukma sekarang? Rio kritis dan ingin bertemu kamu."jawab wanita tersebut sedikit memburu,
"Astaga, Rio sakit apa tante? iya nanti Metta kesana ya, di ruang berapa ?"tanyaku.
"Kanker otak stadium akhir. di ruang 44. secpatnya ya nak."
tuuuut....tuuuuttt...
telepon di matikan di sebrang sana. aku kalut.
"kenapa mett?"tanya andra.
"Rio Ndra, Rio kena kanker otak stadium akhir. nyokapnya telpon gue barusan minta gue kesana nemuin dia, rio mau ketemu gue, bisa anterin gue sekarang ke RS Sukma sekarang?"tanyaku.
"Ayok cepet."
sepanjang perjalanan, aku selalu terfikirkan bagaimana keadaan Rio disana. dan aku baru sadar akan mimpiku yang berujung seperti ini. yah, mungkin itu yang ni namankan firasat.
sesampainya di sana aku langsung bertemu dengan mamahnya Rio. beliau menceritakan bahwa selama ini Rio mengidap kanker otak dan Rio tidak menceritakan penyakitnya itu.
"Rio, kamu kenapa ga pernah cerita ini ke aku dan orang tua kamu? kalau udah gini siapa yang sedih? aku Yo, aku yang sedih. Orang tua kamu juga sedih. Ya ampun Yo...."sahutku terisak saat masuk ke dalam kamarnya.
"Hey, aku ini lagi sakit. udah dong marah-marahnya."jawabnya lemah smbil tersenyum.
"Mana pacar kamu? kenapa ga nemenin kamu disini?"tanyaku sambil mengusap ar mata.
"Ga ada wanita lain selain kamu di hati aku. Ga ada yang mendua, dan ga ada yang diduakan. dampai sekarangpun, rasa ini masih utuh buat kamu."jawabnya
"terus kenapa kamu mutusin aku dengan alasan ada cewek lain?"tanyaku lagi.
"Aku ini sekarang bisa apa? aku takut ga bisa bahagiain kamu. aku takut aku ga bisa liat senyum kamu lagi. dan aku lebih takut kalo kamu tau dan kamu bakal sedih liat aku sakit. iya, kaya sekarang ini. kamu sedih kan, kamu nagis kan? aku ga mau liat kamu kaya gini."jawabnya
"Rio.."sahutku tak bisa berkata apa-apa.
"mawarku masih ada?"tanyanya
"masih yo, masih aku simpan. dan selamanya akan aku simpan."
"maaf kalo itu mawar terakhir yang bisa aku kasih buat kamu. maaf kalo memang selama ini aku belum bisa bahagiain kamu. maaf kalo aku pernah buat kamu nangis. dan maaf kalo mau punya rasa ini. rasa yang aku punya cuma buat kamu dan hanya buat kamu. rasa yang akan selamanya hadir di hati aku sampai aku mati. i love you mett."senyumnya seraya berlinang air mata.
"Yooooo!!!!! bangun yoo !!!!! yooooo!!!!!"teriakku.
"Tante, Rio tantee."lajutku berteriak memanggil mamahnya Rio.
"Ikhlaskan ya nak Mett. Rio udah ga ada. Rio sudah bahagia disana."sahut mamahnya rio.
"Mett yang kuat ya. lo kuat Mett."sahut Andra.
aku terdiam. ga nyangka akan secepat ini perpisahanku dengan Rio.
"nak metta, ini surat dari rio buat nak metta."serah mamahya rio.
"Makasih tante.'
kubuka surat itu..
Dear Metta..
Mawar itu melambangkn cinta..
iya cinta yang aku punya untukmu dan hanya untukmu
mawar itu mawar terakhir.. dan hanya kamu yang mendapatkannya..
tenang aja, cinta aku cuma buat kamu. aku janji ga akan cari yang lain hehe
kamu juga janji ya, kalau aku pergi, kamu harus dapet pacar yang bisa jaga kamu
yang bisa buat kamu bahagia
dan kamu tau metta?
kamu cinta terakhir aku..
sesak... sesak sekali dada ini membacanya
iya, itu mawar terakhir yang rio beri padaku
sampai kapanpun kamu akan tetap dapat tempat terindah di hati aku :')